Jumat, 20 Maret 2015

Suratku Untukku



Suratku untukku

            Mungkin kalian beranggapan bahwa sebuah surat dituliskan untuk orang lain dengan tujuan tertentu. Sebuah surat yang berharap balasan. Sebuah surat yang semoga dengannya, tersampai segala perasaan yang dikirimkan. Begitu juga dengan ku. Aku membuat surat ini, berharap agar aku di masa depan dapat melihat, membaca, membalas, dan mengingat bahwa aku pernah membuat surat ini untuk diriku sendiri. Namun, ada sedikit ganjalan dalam dadaku. Bagaimana kalau surat ini tidak tersampaikan padaku di masa depan? Bagaimana bila aku tak mampu untuk membalas surat yang kuberikan? Bagaimana bila aku sudah tak ada lagi untuk membalas suratku ini?

            Dengan segala kepasrahan yang kuserahkan kepada Tuhan Yang Menciptakanku, yang mengatur hidup dan matiku, Penguasa atas Segala Sesuatu. Ada seorang Bapak yang pernah mengatakan kepadaku bahwa “Life is problems”, hidup merupakan masalah. Apabila kamu berusaha untuk menghindari sebuah masalah, pasti kamu akan menemukan masalah yang baru. Oleh karena itu, anggap saja bahwa masalah tersebut sebagai tantangan dunia untuk kita hadapi. Untuk sejenak aku setuju dengan perkataan Bapak tersebut. Tetapi, kemudian aku berpikir “apakah ketika aku beranggapan bahwa hidup merupakan masalah, artinya aku berpikran buruk kepada Penciptaku yang telah memberikan hidup kepadaku?”. Untuk saat ini, aku masih belum dapat jawabannya. Masih banyak keraguan-keraguan tentang pernyatan Bapak itu kepadaku. Mungkin aku di masa depan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Apakah selama aku mengirimkan ini padamu, kamu merasa bahwa hidupu merupakan masalah? Aku berharap kamu bisa membalasnya. 

            Dalam surat ini, aku ingin mengatakan maaf kepada teman-temanku, orang sekelilingku, orang-orang yang berinteraksi denganku baik yang aku kenal namanya ataupun tidak. Aku minta maaf atas kekuranganku yang membuat kalian marah, kesal, jengkel, dan lain sebagainya. Aku minta maaf atas kecerobohanku atas air mata kalian yang keluar. Aku meminta maaf kepada kalian karena tidak bisa meminta maaf secara langsung satu per satu. Untuk itu surat ini aku tulis, agar aku saat ini menyicil maaf atas kesalahan yang kubuat. Aku juga berharap balasan surat dariku nanti, mengatak bahwa aku saat ini tidak usah khawatir karena aku pasti bisa melakukannya. Aku takut, ketika maaf sudah tidak berguna dan tidak bisa terucap tanpa aku ketahui kapan itu terjadi.

            Aku khususkan maafku kepada keluargaku tercinta. Mungkin maaf yang terucap dapat terhitung jumlahnya. Tetapi kakak (panggilanku)  ingin kalian tahu, kata maaf yang tidak bisa terucap tidak terhitung jumlahnya. Hal yang tidak pernah bisa kakak ucapkan selama ini, yaitu Terima Kasih. Terima kasih karena selalu bersama kakak. Terima kasih atas segala hadiah yang tak terhitung harganya. Terima kasih telah menemani kakak tumbuh. Terima kasih atas segala pendidikan yang kalian berikan. Terima kasih karena kakak yang sekarang ini bukan siapa-siapa tanpa kalian.

            Satu hal yang kakak mau dari kalian. Berbahagialah selalu dan kakak berharap kebahagian itu termasuk kakak didalamnya. Walaupun masih banyak yang mau kakak ungkapin, tapi saat ini segitu dulu. Mungkin di surat selanjutnya.  

            Untukku di masa depan, ingat selalu hal ini. “Sebaik-baiknya perkataan adalah menyebut Sang Pencipta”, “ sebaik-baiknya perkataan adalah menyebut kebaikan”. Ingat kamu memiliki banyak kesalahan yang tak terhitung jumlahnya kepada sesamamu dan apalagi Penciptamu. Keburukanmu jauh lebih banyak daripada kebaikanmu. Kekuranganmu lebih banyak daripada kelebihanmu. Ingalah kamu harus selalu mengingat-ingat Tuhanmu. Kamu harus sadar akan dosamu, sadar akan perbuatanmu. Tuhanmu Maha Pemurah telah menyembunyikan kejelekanmu. Tiada kata yang indah selain memuji dan menyebut nama Tuhanmu. Aku ingin kamu ingat surat yang kamu buat untuk Tuhanmu. Tuhan yang menciptakanmu, penyesalan yang kamu rasakan atas segala perbuatan yang telah kamu lakukan. Tuhanmu Yang Maha Agung dan Penguasa atas Segala Sesuatu, Allah Subhanahu Wa Taalla.
Tuhan...
Engkau pancarkan cahaya, ketika aku dalam kegelapan. Tapi, aku tetap tidak bisa melihat.
Kau berikan jalan tapi ku tetap tersesat.
Apakah hatiku telah Kau batukan sehingga tidak melihat kebaikanMu?
Memberikan jalan dan harapan untuk kembali lagi di jalanMu, apakah aku pantas?

Kemurahan hatiMu membuatku malu.
Betapa bodohnya aku, menutup mataku untuk waktu yang sesaat ini.
Waktu yang tidak ada artinya UntukMu.

Kehidupan dunia sudah menggelapkan mataku.
Akankah tobatku masih Kau terima?
Akankah Engkau sudi memaafkanku?
Aku menghancurkan hatiMu.
Tapi aku akan tetap berusaha mendapatkan Ridho dan MaafMu.

Ya Tuhanku....
Nan Maha Agung dan Maha Penguasa atas Bumi, Langit, dan seisinya.
Engkau memberitahuku betapa panasnya api neraka.
Engkau memberitahuku betapa indahnya surga dari petunjuk (Al-Qur'an) Mu.
Tetapi mengapa aku masih tidak bisa melihat?
Apakah Kau sudah menutup mata, telinga, dan hatiku se
layaknya hewan ternak?
Apakah Kau setega itu terhadap hambaMu yang menangis atas kesalahannya di masa yang lalu dan meminta ampunanMu?
Tidak, aku yakin Kau tetap menyayangiku.
Terbukti dengan aku masih bisa menyebut namaMu,
dengan menangis di hadapanMu,
dengan aku memohon ampunanMu.
Engkaulah yang mampu meutupi dosaku dengan kemuliaanMu.

Ya Allah Ya Tuhanku
Aku yakin Engkau mendengar hambaMu yang fakir atas pahalanya,
yang buta atas 'penglihatannya',
yang tuli atas 'pendengarannya',
dan 'cacat' karena dosanya.

Terima kasih karena Engkau telah menunjukan jalanMu,
tak lelah menyerukan perintahMu,
tak lelah memperingatiku.

Kaulah yang sangat aku rindu.
Satu-satunya Tuhan, dan Nabi Muhammad adalah utusan-mu.
Keluarga Nabi-Mu adalah kekasihMu.
Pantaskanlah aku untuk
berada bersama Mereka.

Wahai Tuhan Yang Maha Pemberi Kasih Sayang dan Maha Pengampun.
Allahumma sholi 'ala Muhammad wa ali Muhammad

Mereka berkhianat di belakangku.
Mereka menggunakan kebohongannya untuk memperdayaku.
Yang terpercaya ternyata berdusta, siapa lagi yang harus dipercaya?
Kebohongan manusia menenggelamkanku, hingga aku tidak bisa bernafas.
Hingga saat ini, mata masih buta tak melihat cahayaMu.
Hingga saat ini, telinga masih tuli tak mendengar seruanMu.
Hingga saat ini pula, hati masih tertutup tak bisa merasakan kasih sayangMu.

Ya Rabbi Ya Tuhanku
Akankah kecacatan batinku sudah tidak bisa lagi disembuhkan?

Beberapa kali hati ini terbuka atas panggilanMu,
dan sering kali hati ini menutup tak ingin mendengar panggilanMu.

Jangan Engkau menyerah terhadap hambaMu yang hina ini.
'Teriaklah' apabila hamba tidak bisa mendengar.
Tuntunlah hamba ketika tidak bisa berjalan.
Berikanlah selalu CahayaMu di kala hamba dalam kegelapan.

Hamba tidak cukup berterima kasih atas kemurahan hatiMu walau dengan kata yang tak terhitung jumlahnya.
Hamba tidak cukupbersujud meminta ampunMu walau sampai raga ini tak mampu.

Tolonglah hamba dalam mencari Ridho-Mu.
Tolonglah hamba tetap berada dalam jalanMu.
Engkaulah Yang Maha Pengasih dari para pengasih. Tiada Dzat selain Dirimu yang mampu menggungcangkan Bumi ini.
Karena Engkaulah Yang Maha Penguasa Atas Segala Sesuatu.
           
     Untukku di masa depan, jangan lupakan suratmu ini yang ditujukan kepada Tuhanmu. Aku disini berharap kamu bisa membalas suratku. Semua tetap dengan izinNya. Jangan pernah berhenti meminta ampun dan ridhoNya. Jangan pernah berhenti mengucapkan namaNya. Aku yang saat ini sangat berharap, kamu tidak melakukan kesalahan yang pernah kamu buat untuk kesekian kalinya. Aku disini berharap kamu bisa membalas suratku.

Minggu, 22 Februari 2015

Tuhan....
Aku sadar akan dosaku.
Aku sadar akan perbuatanku.
Engkau Maha Pemurah telah menyembunyikan kejelekanku.
Tiada kata yang indah selain memuji dan menyebut namaMu.

Kau pancarkan cahaya tapi ku tetap tak bisa melihat.
Kau berikan jalan tapi ku tetap tersesat.
Apakah hatiku telah Kau batukan sehingga tidak melihat kebaikanMu?
Memberikan jalan dan harapan untukuntuk kembali lagi di jalanMu, apakah aku pantas?

Kemurahan hatiMu membuatku malu.
Betapa bodohnya aku, menutup mataku untuk waktu yang sesaat ini.
Waktu yang tidak ada artinya UntukMu.

Kehidupan dunia sudah menggelapkan mataku.
Akankah tobatku masih Kau terima?
Akankah Engkau sudi memaafkanku?
Aku menghancurkan hatiMu.
Tapi aku akan tetap berusaha mendapatkan Ridho dan MaafMu.

Ya Tuhanku....
Nan Maha Agung dan Maha Penguasa atas Bumi, Langit, dan seisinya.
Engkau memberitahuku betapa panasnya api neraka.
Engkau memberitahuku betapa indahnya surga dari petunjuk (Al-Qur'an) Mu.
Tetapi mengapa aku masih tidak bisa melihat?
Apakah Kau sudah menutup mata, telinga, dan hatiku seayaknya hewan ternak?
Apakah Kau setega itu terhadap hambaMu yang menangis atas kesalahannya di masa yang lalu dan meminta ampunanMu?
Tidak, aku yakin Kau tetap menyayangiku.
Terbukti dengan aku masih bisa menyebut namaMu,
dengan menangis di hadapanMu,
dengan aku memohon ampunanMu.
Engkaulah yang mampu meutupi dosaku dengan kemuliaanMu.

Ya Allah Ya Tuhanku
Aku yakin Engkau mendengar hambaMu yang fakir atas pahalanya,
yang buta atas 'penglihatannya',
yang tuli atas 'pendengarannya',
dan 'cacat' karena dosanya.

Terima kasih karena Engkau telah menunjukan jalanMu,
tak lelah menyerukan perintahMu,
tak lelah memperingatiku.

Kaulah yang sangat aku rinndu.
Satu-satunya Tuhan, dan Nabi Muhammad adalah utusan-mu.
Keluarga Nabi-Mu adalah kekasihMu.
Pantaskanlah aku untukberada bersama Mereka.

Wahai Tuhan Yang Maha Pemberi Kasih Sayang dan Maha Pengampun.
Allahumma sholi 'ala Muhammad wa ali Muhammad
Kau menggunakan kebohongan untuk memperdayaku.
Kau berkhianat di belakangku.
Yang terpercaya ternyata berdusta, siapa lagi yang harus dipercaya?

Kebohongan manusia menenggelamkanku, hingga aku tidak bisa bernafas.
Hingga saat ini, mata masih buta tak melihat cahayaMu.
Hingga saat ini, telinga masih tuli tak mendengar seruanMu.
Hingga saat ini pula, hati masih tertutup tak bisa merasakan kasih sayangMu.

Ya Rabbi Ya Tuhanku
Akankah kecacatan batinku sudah tidak bisa lagi disembuhkan?

Beberapa kali hati ini terbuka atas panggilanMu,
dan sering kali hati ini menutup tak ingin mendengar panggilanMu.

Jangan Engkau menyerah terhadap hambaMu yang hina ini.
'Teriaklah' apabila hamba tidak bisa mendengar.
Tuntunlah hamba ketika tidak bisa berjalan.
Berikanlah selalu CahayaMu di kala hamba dalam kegelapan.

Hamba tidak cukup berterima kasih atas kemurahan hatiMu walau dengan kata yang tak terhitung jumlahnya.
Hamba tidak cukupbersujud meminta ampunMu walau sampai raga ini tak mampu.

Tolonglah hamba dalam mencari Ridho-Mu.
Tolonglah hamba tetap berada dalam jalanMu.
Engkaulah Yang Maha Pengasih dari para pengasih. Tiada Dzat selain Dirimu yang mampu menggungcangkan Bumi ini.
Karena Engkaulah Yang Maha Penguasa Atas Segala Sesuatu.